1.
TINGKAH LAKU TERPUJI
a.
JUJUR
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه
قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ
وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ
وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً )رواه مسلم( .
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda
Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada
kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur
dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa
berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai
seorang pendusta” (HR Muslim)[1][1][1]
As-shiddiq artinya sesuai
antara perkataan dengan hati dan sesuai antara perbuatan dengan perkataan. Para
ulama berkata,” hadis di atas bermakna, bahwa jujur mengantarkan kepada amal
shalih yang bersih dari setiap cela. Sedangkan al-birr, adalah sebutan
untuk semua jenis kebaikan dan ada yang mengatakan bahwa itu adalah surga,
sedangkan kedustaan bisa menimbulkan kejahatan.
Dalam hadits
ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam perkataan
maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan
berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya
untuk memiliki, sifat akan berlanjut menjadi sifat-sifat baik dan buruk
tergantung individual masing-masing.
Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran
dimana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke syurga serta menunjukan
akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke
neraka.
.
http://silvyaputriani.blogspot.co.id/2014/12/makalah-hadits-perilaku-terpuji.html
b.
Orang Yang Jujur Dapat Pertolongan
Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ أَخَذَ
أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ وَمَنْ أَخَذَ
يُرِيدُ إِتْلَافَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ». ﴿رَوَاهُ البُخَارِيّ وَابْنُ مَاجَه
وَغَيْرُهُمَا﴾
1. Terjemahan Hadist
Dari Abū Hurairah rađiyaLlāhu ‘anhu
dari Nabi şallaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mengambil harta
manusia (berhutang) disertai maksud akan membayarnya maka Allah akan
membayarkannya untuknya, sebaliknya siapa yang mengambilnya dengan maksud
merusaknya (merugikannya) maka Allah akan merusak orang itu”. (Şaĥīĥ
al-Bukhāriy ĥadīś no. 2212)
2. Penjelasan Hadist
Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang
suka meminjam uang atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang
usahanya. hal itu dibolehkan dalam islam dan Allah swt. Akan menolong mereka
kedalam kebaikan beniat untuk menggunakannya sebagai penunjang usahanya dan
berniat untuk mengembalikan kepada pemiliknya.
Peminjam tidak berniat menipu pemilik modal dengan
menggunakan uang yang dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang tersebut
habis begitu saja dan ia sendiri tidak memiliki uang untuk menggantinya, hal
itu merugikan pemilik modal karna akan menghentikan usahanya, yang sangat
penting untuk membiayai keluarganya.[2][5]
Analisis Hadis Diatas Sesuai Dengan Kacamata Seorang
Pendidik Serta Kaitannya Dengan Berbagai Aspek Kehidupan. Dalam hadis di
atas mengajarkan kita untuk berkata jujur karena orang yang jujur akan
mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Hadis ini juga mengajarkan kita
bagaimana cara pinjam meminjam (menggunakan harta orang lain) dengan baik,
karena harta yang dipinjam itu merupakan suatu amanat yang dipercayakan oleh
pemilik kepadanya.
Pelajaran Yang Bisa Diambil dari Hadits :
1.
Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.
2. Diantara petunjuk Islam
hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
3.
Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.
4. Seorang mukmin yang bersifat
jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5. Membimbing rekan lain
bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
6. Menjawab secara jujur
ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.
7.
Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.
8.
Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.
9.
Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka.
http://dewimunawaroh1994.blogspot.co.id/2013/11/tingkah-laku-terpuji.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar