Strategi dakwah Rasulullah Saw dalam usahanya agar mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah Saw
karena beliau begitu yakin bahwa masyarakat Arab Jahiliah, masih sangat
kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan luhur mereka.
Pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah Saw menyeru untuk masuk Islam,
orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan
kerabat serta sahabat dekatnya. Diantaranya, Khadijah binti Khuwailid
(istri Rasulullah Saw), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah
Saw yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia masih berusia
10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah Saw), Abu Bakar
Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah Saw), dan Ummu Aiman (pengasuh
Rasulullah Saw pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa
berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah Saw, tetapi juga kewajibannya
para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang
saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang, karena budi
bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul
telah meneladani Rasulullah Saw, yakni berdakwah secara
sembunyi-sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Siddiq
berhasil karena ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri
masuk Islam, mereka adalah:
Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul
Amar berarti hamba milik si Amar. Karena Islam melarang perbudakan,
kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah Saw menjadi Abdurrahman bin
Auf, yang artinya hamba Allah Swt, Yang Maha Pengasih.
Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris.
Utsman bin Affan.
Zubair bin Awam.
Sa’ad bin Abu Waqqas.
Thalhah bin Ubaidah.
Orang-orang yang masuk Islam pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi
yang namanya telah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun
(pemeluk Islam generasi awal).
2. Dakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
Dakwah
Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni
dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah,
selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis
periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah
dan hadis periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah,
umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai
objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang
yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga
orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah,
para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak
termasuk bangsa Arab.
Dakwah
Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam
(umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik
yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para
sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan
sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai
dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi
umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia
di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan
dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji,
menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam
dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula
orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka
berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha
melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti
kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian
Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi
peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar