tugas manusia sebagai khalifah di bumi |
Surat Al-Baqarah/2 : 30-33
yang memiliki arti:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku me-ngetahui apa yang tidak Engkau ketahui.” Dia mengajar kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian memaparkannya kepada para malaikat, lalu berfirman : “Sebutkanlah kepadaKu nama-nama benda itu, jika kamu ‘orang-orang’ yang benar.” Mereka berkata : “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman : “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini !” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman : “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?"
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan ketetapanNya untuk menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi. Allah SWT berfirman : “Inni ja’ilun fi al-ardh khalifah.” (“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi).” Ketika hal itu disampaikan kepada para malaikat, para malaikat itu bertanya kepada Tuhan : “Apakah Engkau akan menjadikan di muka bumi orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah? Sedangkan kami, para malaikat, adalah makhluk yang senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan memahasucikan Engkau? Para malaikat itu bertanya mengapa Allah menjadikan manusia sebagai khalifah, karena mereka mengira bahwa manusia yang diciptakan Allah sebagai khalifah itu akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah. Dugaan itu mungkin berdasarkan pengalaman mereka sebelum terciptanya manusia di mana ada makhluk yang berlaku demikian atau bisa juga berdasar asumsi bahwa karena yang akan ditugaskan menjadi khalifah bukan malaikat maka pasti makhluk itu berbeda dengan mereka yang selalu bertasbih dan menyucikan Allah (Tafsir Al-Misbah, I, hal. 139). Maka Allah berfirman menjawab pertanyaan malaikat itu dengan firmanNya : “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Artinya, di balik ketetapan Allah menciptakan manusia sebagai khalifah itu ada hikmah yang tersembunyi. Allah mengetahui hikmah itu sedangkan para malaikat tidak mengetahuinya.
Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa Allah mengajarkan “nama-nama” kepada Adam. Allah berfirman : Wa ‘allama Adam al-asma’a kullaha. (Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya). Yang dimaksud dengan nama-nama bukanlah nama-nama dalam pengertian harfiah dari kalimat itu, tetapi yang dimaksud dengan “nama-nama” itu ialah pengetahuan tentang benda-benda, yakni karakteristiknya, sifatnya, fungsinya dan kegunaan dari benda-benda yang ada di muka bumi, di mana tugas kekhalifahan dibebankan kepada manusia. Dengan kata lain Allah memberikan kepada Adam anugerah yang agung, yaitu anugerah pengetahuan, yang tidak dimiliki oleh malaikat. Dengan berbekal ilmu pengetahuan itu manusia mengemban tugas kekhalifahan di muka bumi.
dari penjelasan di atas, dapat kita ambil ibrah (hikmah) yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi diri kita sendiri bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini hanyalah sementara dan untuk beribadah kepada-Nya baik itu dari golonga jin dan manusia. kita jaga bumi yang hijau ini dengan cara menanamkan budaya lingkungan bersih, penanaman 1000 pohon, pelestarian alam, dsb. untuk membuktikab bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang selalu membuat kerusakan di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar